Senin, 12 Januari 2015

teori belajar humanistik

MODUL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“ TEORI BELAJAR HUMANISTIK “

BAB I
PENYAJIAN

1.    Penjelasan Umum
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, namun belajar secara resmi dilakukan di sekolah sesuai dengan kurikulum yang ada.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat oleh setiap manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Teori humanistik menjelaskan bahwa proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia ( proses humanisasi ). Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih menekankan bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimiliki, baik dimensi kognitif, afektif dan dimensi psikomotorik.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun, sarana prasarana apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai kesempurnaan hidup bagi manusia dengan indikasi yaitu kemampuan aktualisasi diri, kualitas pemahaman diri, serta kemampuan merealisasikan diri dalam kehidupan yang nyata.

2.    Tujuan
-       Untuk mengetahui teori belajar humanistik menurut Bloom dan Krathwohl.

BAB II
KEGIATAN BELAJAR


1.    Kegiatan I
Teori belajar humanistik menurut Bloom dan  Krathwohl.

2.    Uraian Umum
Teori yang menjelaskan bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku ( terjadinya proses belajar ) pada peserta didik disebut teori belajar. Sedangkan teori yang menjelaskan tentang bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru agar terjadi proses perubahan tingkah laku disebut teori pembelajaran.
Teori belajar bersifat deskriptif merupakan teori belajar yang menjelaskan apa yang senyatanya terjadi dalam konteks perubahan tingkah laku peserta didik, sedangkan teori pembelajaran bersifat preskriptif merupakan menjelaskan dan bagaimana yang seharusnya yang dilakukan guru agar proses pembelajaran yang di jalankan dapat membuat peserta didik mengalami perubahan tingkah laku.
Oleh karena itu, agar teori preskriptif biasa efektif, maka ia harus didasarkan pada teori deskriptif. Dengan kata lain, agar teori pembelajaran memiliki ketepatan tinggi, maka ia harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang ditentukan oleh teori belajar. Kemudian berdasarkan pemahaman tentang teori belajar dan pembelajaran yang efektif itulah perencanaan pembelajaran seharusnya disusun.
Dalam kaitan ini, terdapat sejumlah teori belajar yang berusaha memberikan jawaban berdasarkan kajian yang bersifat empiris. Teori belajar yang menonjol yang menjadi basis perkembangan teori-teori belajar lainnya ada tiga, yaitu salah satunya teori belajar humanistik.
Teori Belajar Humanistik memandang bahwa terjadinya proses belajar tidak hanya karena faktor stimulus dan insight, juga karena adanya proses aktualisasi diri pada individu. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apa pun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Teori humanistik bersifat sangat eklektik. Eklektik, disini bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya, melainkan tetap memilih hal-hal yang dapat mendukung tercapainya tujuan belajar yaitu memanusiakan manusia. Dalam praktiknya, teori humanistik merekomendasikan dipilihnya metode-metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, menghargai siswa sebagai manusia, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Dari sudut pandang teori humanistik, dasar-dasar teori kecerdasan majemuk sangat humanis. Psikologi humanistik menekankan pada personal growth, sesuai dengan arah dari teori kecerdasan majemuk. Jadi, persoalannya adalah bagaimana menciptakan kondisi kelas bagi tumbuh kembangnya kecerdasan majemuk pada diri siswa, mengingat banyak orang mempersepsi bahwa kelas yang baik adalah kelas yang diam, teratur, tertib dan taat pada guru. Kelas yang ramai selalu diterima sebagai kelas yang negatif, tidak teratur, walaupun mungkin ramainya kelas tersebut disebabkan siswa berdiskusi dan bereksplorasi atau kegiatan positif lainnya. jadi, pendidikan dan pembelajaran yang mendasarkan pada kecerdasan majemuk membuka kesempatan pada siswanya untuk kritis. Dimana, kecerdasan majemuk merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya dan keterampilan yang dapat di tumbuh kembangkan.

Teori belajar humanistik menurut Bloom dan Krathwohl, sebagai berikut :
Bloom dan Krathwohl juga termasuk penganut aliran humanis. Mereka lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom.
Melalui taksonomi Bloom inilah telah berhasil memberikan inspirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam mengembangkan teori-teori maupun praktek pembelajaran. Pada tataran praktis, taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami. Berpijak pada taksonomi Bloom ini pula para praktisi pendidikan dapat merancang program-program pembelajarannya.
Secara ringkas, ketiga kawasan dalam Taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Kognitif, yaitu :
-       Pengetahuan merupakan kemampuan mengetahui atau mngingat istilah, fakta, aturan, urutan, metode, sbb.
-       Pemahaman merupakan kemampuan menterjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, memahami isi pokok, mengartikan tabel, sbb.
-       Penerapan merupakan kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, sbb.
-       Analisis merupakan kemampuan memisahkan, membedakan seperti merinci bagian-bagian hubungan antara.
-       Sintesis merupakan kemampuan menyusun seperti karangan rencana dan program kerja.
-       Evaluasi merupakan kemampuan menilai berdasar norma seperti menilai mutu karangan.
b.    Psikomotor, yaitu :
-       Persepsi merupakan kemampuan memilih, memilah dan kepekaan terhadap hal.
-       Kesiapan merupakan kemampuan bersiap diri secara fisik.
-       Gerakan terbimbing merupakan keterampilan berpegang kepada pola.
-       Gerakan terbiasa merupakan kemampuan meniru contoh.
-       Gerakan kompleks merupakan kemampuan berketerampilan luwes, lancar, gesit, dan lincah.
-       Penyesuaian merupakan kemampuan mengubah dan mengatur kembali.
-       Kreatifitas merupakan kemampuan menciptakan pola baru.
c.    Afektif, yaitu :
-       Penerimaan merupakan kemampuan menjadi peka tentang suatu hal dan menerima apa adanya.
-       Partisipasi merupakan kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu  kegiatan.
-       Penilaian dan penentuan sikap merupakan kemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap.
-       Organisasi merupakan kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup.
-       Pembentukan pola merupakan kemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pegangan hidup.

Aplikasi teori belajar humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.  Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Aplikasi teori belajar humanistik dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
-       Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
-       Menentukan materi pelajaran.
-       Mengidentifikasikan kemampuan awal (entry behavior) siswa.
-       Mengidentifikasikan topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
-       Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
-       Membimbing siswa belajar secara aktif.
-       Membimbing siswa untuk memahami hakikat makna dari pengalaman belajarnya.
-       Membimbing siswa dalam konseptualisasi pengalaman belajarnya.
-       Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru kesituasi nyata.
-       Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

Kelebihan dan kelemahan dari teori belajar humanistik, yaitu :
-       Kelebihan
Teori humanistik merekomendasikan dipilihnya metode-metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, menghargai siswa sebagai manusia,, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, menghargai siswa sebagai manusia dengan memberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri sebagai pribadi yang unik.
-       Kelemahan
Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah, Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif, dan  Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis.
3.    Kesimpulan
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk “memanusiakan manusia”. Dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori ini cenderung bersifat eklektik, artinya memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar dapat tercapai. Menurut Bloom dan Krathwohl, ada tiga kawasan tujuan belajar, yaitu Kognitif (pengetahuan), Psikomotorik (gerak) dan Afektif (sikap).

BAB III
LATIHAN


1.    Soal
a.    Apa yang dimaksud dengan teori humanistik bersifat sangat eklektik ?
b.    Mengapa teori belajar humanistik memandang bahwa terjadinya proses belajar tidak hanya karena faktor stimulus dan insight ?
c.    Apa yang dimaksud dengan kecerdasan majemuk ?

2.    Umpan Balik
a.    Eklektik, disini bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya, melainkan tetap memilih hal-hal yang dapat mendukung tercapainya tujuan belajar yaitu memanusiakan manusia.
b.    karena adanya proses aktualisasi diri pada individu. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apa pun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
c.    kecerdasan majemuk merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya dan keterampilan yang dapat di tumbuh kembangkan.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, Zainal Arifin. 2012. Perencanaan Pembelajaran Dari Desain Sampai Implementasi. Yogyakarta: Pedagogia.
Anonim 1. 2013. Pandangan Bloom Dan Krathwohl Terhadap Belajar. (online). http://www.scribd.com/doc/46776722/Pandangan-Bloom-Dan-Krathwohl-Terhadap-Belajar. diakses tanggal 27 febuari 2013.
Anonim 2. 2010. Aplikasi Teori Belajar. (online). http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/10/aplikasi-teori-pembelajaran-318157.html. diakses tanggal 27 febuari 2013.
M. Saekhan Muchith, M.pd. 2008. Pembelajaran Konstektual. Kudus: Rasail Media Group.
Uno, B Hamzah. 2006. Orientasi baru Dalam Psikologi Perkembangan. Jakarta: : Bumi aksara.









belajar dan pembelajaran

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“ APA ITU MOTIVASI DAN MENGAPA MOTIVASI ITU PENTING ? “

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Kata “ motif “, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “ motif “ itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Faktor peserta didik dianggap sebagai sesuatu yang menentukan pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Pandangan baru berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu. Perbuatan belajar akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Siswa mungkin dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada siswa, tetapi ia mungkin memaksanya untuk belajar dalam arti sebenarnya. Ini berarti, tugas guru yang paling berat ialah berupaya agar siswa mau belajar dan memiliki keinginan belajar terus-menerus.

2.    Masalah
a.    Apa itu pengertian dari motivasi ?
b.    Mengapa motivasi itu penting ?

3.    Tujuan
a.    Untuk mengetahui pengertian dari motivasi itu.
b.    Untuk mengetahui pentingnya motivasi.

BAB II
ISI 

1.    Pengertian Motivasi
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor spikis yang bersifat non-intelektual.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi ialah motivasi dipandang sebagai suatu proses pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, dan menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.
Motivasi memiliki dua komponen yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah keinginan, dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Jadi komponen dalam merupakan kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar merupakan tujuan yang hendak dicapai.
Antara kebutuhan, motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. Setiap perbuatan disebabkan oleh motivasi. Adanya motivasi karena seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Apabila tujuan tercapai, maka ia merasa puas. Tingkah laku yang memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk diulang kembali, sehingga menjadi lebih kuat dan mantap.
a.    Motivasi Dan Kebutuhan. Kebutuhan adalah kecenderungan-kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan melakukan suatu perbuatan/tindakan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan timbul karena adanya perubahan dalam diri organisme, atau disebabkan oleh rangsangan kejadian-kejadian dilingkungan organisme. Kebutuhan tersebut mendorong/menimbulkan dorongan atau motivasi bagi seseorang untuk bertingkah laku atau melakukan perbuatan tertentu.
b.    Motivasi Dan Drive. Drive adalah suatu perubahan dalam struktur neurophysiologis yang menjadi dasar organis daripada perubahan energi, yang disebut ‘ motivasi ‘. Dengan kata lain, motivasi timbul disebabkan oleh perubahan-perubahan neurophysiologis. Hal ini menunjukkan, bahwa hubungan antara motivasi dan drive ternyata sangat erat.
c.    Motivasi Dan Tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan, yang apabila tercapai akan memuaskan kebutuhan individu. Tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya motivasi. Ini berarti, bahwa suatu tujuan dapat juga membangkitkan motivasi dalam diri seseorang.
d.   Motivasi Dan Insentif. Insentif ialah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dengan maksud merangsang siswa bekerja lebih giat dan lebih baik. Insentif dapat berupa hadiah, harapan. Lingkungan berupa guru atau orang lainnya yang berupaya mendorong motivasi siswa. Intensif dapat memuaskan atau tidak memuaskan kebutuhan siswa. Insentif dapat menjadi identik dengan tujuan atau menjadi tujuan itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi dan insentif sangat erat.

2.    Pentingnya Motivasi Dalam Upaya Belajar Dan Pembelajaran
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Uraian di atas menunjukkan, bahwa motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Fungsi motivasi yaitu :
a.    Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b.    Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.    Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Guru bertanggung jawab melaksanaan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai, sebagai berikut :
a.    Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
b.    Pembelajaran yang termotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
c.    Pembelajaran yang termotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru hendaknya berupaya agar para siswa memiliki motivasi sendiri yang baik.
d.   Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas. Masalah disiplin kelas dapat timbul karena kegagalan dalam penggerakan motivasi belajar.
e.    Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi merupakan bagian integral daripada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.
Peranan yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki inteligensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergantung dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

                                                                         BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Motivasi ialah motivasi dipandang sebagai suatu proses pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, dan menentukan karakteristik proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Motivasi memiliki dua komponen yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Adanya motivasi karena seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Apabila tujuan tercapai, maka ia merasa puas.
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Guru bertanggung jawab melaksanaan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya.

2.    Saran
Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergantung dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

DAFTAR PUSTAKA


Uno, H. 2006. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. 1994. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.


laporan praktikum embriologi hewan

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN
“ PENGAMATAN APUSAN VAGINA MENCIT DAN PENGAMATAN SUMBAT VAGINA MENCIT “



OLEH
                             RISFI PRATIWI SUTRISNO
                             F16111004



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014


PENGAMATAN APUSAN VAGINA MENCIT DAN PENGAMATAN SUMBAT VAGINA MENCIT

A.  Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum mengenai pengamatan apusan vagina mencit dan pengamatan sumbat vagina mencit, yaitu:
1.    Mengamati apusan vagina mencit.
2.    Mengamati adanya sumbat vagina pada mencit betina.

B.  Dasar Teori
Tahap yang mengawali proses perkembangan hewan setelah gametogenesis adalah fertilisasi. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Proses perkawinan pada mamalia melibatkan perilaku seksual yang khas yang dikendalikan oleh hormon seks. Selain itu, hormon seks juga mempengaruhi siklus reproduksi pada hewan betina. Hewan betina pada umumnya menjadi reseptif terhadap hewan jantan pada saat berada pada tahap atau masa estrus. Setelah diketahui bahwa mencit betina berada pada tahap atau masa estrus, maka mencit betina dipelihara dalam satu kandang dengan seekor mencit jantan agar terjadi perkawinan. Mencit betina yang bunting dipisahkan dari mencit jantan dan dipelihara hingga melahirkan. Fertilitas betina diamati berdasarkan jumlah implantasi dan jumlah anakan (Adnan, 2010).
Struktur reproduksi eksternal betina adalah klitoris, dan dua pasang labia yang mengelilingi klitoris dan lubang vagina. Sedangkan organ reproduksi internal terdiri dari sepasang gonad dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan ruangan untuk menghantarkan gamet dan menampung embrio dan fetus. Gonad betina (ovarium) berada di dalam rongga abdomen, dan bertaut melalui mesenterium ke uterus. Masing-masing ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung banyak folikel. Folikel terdiri atas satu sel telur yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Sel-sel folkel juga menghasilkan hormon seks utama betina yaitu estrogen (Campbell, 2004).
Daur estrus, terutama pada polyestrus dapat dibedakan atas tahap : proestrus, estrus, dan diestrus. Proestrus adalah periode pertumbuhan folikel dan dihasilkannya banyak estrogen. Estrogen ini merangsang pertumbuhan selluler pada alat kelamin tambahan, terutama pada vagina dan uterus. Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada masa inilah betina siap menerima jantan, dan pada saat ini pula terjadi ovulasi (kecuali pada hewan yang memerlukan rangsangan sexual lebih dulu untuk terjadinya ovulasi). Waktu ini betina jadi berahi atau panas. Apabila terjadi coitus dan pembuahan, estrus diiringi oleh masa hamil. Kalau tidak terjadi pembuahan, terjadi masa haid. Di masa hamil atau haid berlangsunglah fase lutein. Pada fase ini corpus luteum dalam ovarium giat menghasilkan progesteron. Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut :
ü Proestrus : terdapat sel epitel biasa.
ü Estrus : terdapat sel menanduk (cornified).
ü Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit.
ü Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit, kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994).
Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi dengan metode apus vagina pewarnaan Giemsa (Brancroft,1996 dalam Agung, 2014).
Estrogen merupakan hormon seks steroid yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seksual sekunder betina, seperti kelenjar mammae dan organ reproduksi yang lain. Pengaruh estrogen dalam jaringan reproduksi, terutama memacu proliferasi sel. Aksi estrogen dalam jaringan atau sel target, membutuhkan reseptor estrogen yang dikendalikan oleh gen pada kromosom (Ganong, 2003).

C.  Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mengenai pengamatan apusan vagina mencit dan pengamatan sumbat vagina mencit, yaitu:
ü Pengamatan Apusan Vagina Mencit
Alat        : kaca objek, kaca penutup, mikroskop, dan gelas kimia.
Bahan    : mencit betina, metilen blue 1%, pipet tetes, dan NaCl 0,9%.
ü Pengamatan Sumbat Vagina Mencit
Alat        : kandang mencit.
Bahan    : mencit betina dan mencit jantan.

D.  Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum mengenai pengamatan apusan vagina mencit dan pengamatan sumbat vagina mencit, yaitu:
ü Pengamatan Apusan Vagina Mencit
Ø Ambil mencit betina.
Ø Bagian vagina disemprotkan NaCL 0,9%, kemudian dihisap cairan yang keluar 3 sampai 4 kali dengan hati-hati.
Ø Cairan yang dihisap pada pipet berwarna keruh.
Ø Teteskan pada kaca objek.
Ø Biarkan sampai kering kemudian diwarnai dengan metilen blue.
Ø Ditutup dengan kaca penutup.
Ø Amati dibawah mikroskop.
ü Pengamatan Sumbat Vagina Mencit
Ø Satukan mencit betina yang sudah siap kawin dengan mencit jantan.
Ø Keesokan harinya (±12jam) ambil mencit betina, kemudian pegang dengan tangan kiri, ibu jari dan telunjuk memegang tengkuknya atau leher dorsal. Dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking memegang badan dan ekor.
Ø Amati terjadi tidaknya sumbat vagina pada mencit.

No.
Pengamatan
Gambar atau foto
keterangan
1.
Apusan vagina mencit
Perbesaran : 4 x 10




Terjadi tahap Diestrus.
2.
Sumbat vagina mencit
-

Tidak terdapat sumbat vagina pada mencit betina.
E.   Hasil Pengamatan

F.   Pembahasan
Sistem reproduksi memiliki empat dasar yaitu untuk menghasilkan sel telur yang membawa setengah dari sifat genetik keturunan, untuk menyediakan tempat pembuahan selama pemberian nutrisi dan perkembangan fetus dan untuk mekanisme kelahiran. Lokasi sistem reproduksi terletak paralel diatas rektum. Sistem reproduksi dalam terdiri dari ovari, oviduct, dan uterus. Pada ovari merupakan organ reproduksi yanag penting, dimana ovari bertanggung jawab pada sekresi hormon estrogen dan progesterone dan produksi telur baik untuk dibuahi. Oviduct merupakan tabung panjang yang menghubungkan ovari dengan uterus. Sedangkan uterus berfungsi untuk membawa sel sperma menuju oviduct dan membawa nutrisi dan menyediakan tempat perkembangan janin.
Siklus estrus pada mencit terdiri dari empat fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Pada pengamatan apusan vagina mencit, didapatkan hasil yaitu pada fase diestrus. Dimana, diestrus yaitu terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit. Pada kebanyakan mamalia, jika tiada kehamilan, ovarium dan alat kelamin tambahan mengalami perubahan berangsur kembali kepada suasana istirahat, tenang, yang disebut diestrus. Maka, pada apusan vagina mencit yang terdapat adanya diestrus, menandakan bahwa mencit betina belum siap menerima jantan atau belum siap kawin.
Sumbat vagina ini merupakan pengerasan lendir yang dikeluarkan oleh mencit betina. Berdasarkan pengamatan sumbat vagina mencit, setelah disatukan selama ± 12 jam, tidak terdapat sumbat vagina pada mencit betina. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi perkawinan, dikarenakan pada saat ini pula tidak terjadi ovulasi yang pada masa ini merupakan klimaks fase folikel.

G.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum mengenai pengamatan apusan vagina mencit dan pengamatan sumbat vagina mencit dapat di simpulkan, yaitu:
ü Pada hewan mamalia terjadi fase proestrus, estrus, diestrus, dan metestrus.
ü Hewan yang sudah siap kawin ditandai dengan adanya proestrus dan estrus pada apusan vagina.
ü Mencit yang sudah kawin ditandai dengan adanya sumbat vagina.
ü Sumbat vagina yang dihasilkan merupakan pengerasan lendir atau cairan yang dihasilkan mencit betina.
ü Berdasarkan pengamatan apusan vagina mencit, yaitu diestrus. Dimana mencit belum siap kawin.
ü Berdasarkan pengamatan sumbat vagina mencit, tidak terjadi adanya perkawinan antara mencit betina dengan mencit jantan, dikarenakan pada saat ini pula tidak terjadi ovulasi yang pada masa ini merupakan klimaks fase folikel.

Daftar Pustaka
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi Fmipa UNM.
Agung. 2014. Hubungan Kadar Hormon Estradiol 17-β dan Tebal Endometrium Uterus Mencit (Mus musculus l.) selama Satu Siklus Estrus. Semarang: Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP.
Campbell. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Ganong. 2003. Review of Medical Physiology. International Edition. San Francisco : Mc Graw Hill Book.
Yatim. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.