Kamis, 12 Februari 2015

“PENGGUNAAN MODEL PAIKEM DISERTAI MODIBIO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA”

MAKALAH KAPITA SELEKTA
“PENGGUNAAN MODEL PAIKEM DISERTAI MODIBIO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA”

Logo UNTAN Warna.jpg

DISUSUN OLEH:
1.      SYARIF M. RIZA PAHLEVI (F05112030)
2.      DWI ARDIANTI (F05112044)
3.      AGUSTIN NUR INTAN YANUARINI (F05112052)
4.      RISFI PRATIWI SUTRISNO (F16111004)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
A.    Judul
Penggunaan Model PAIKEM disertai MODIBIO Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

B.     Latar Belakang
Sampai saat ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk mengembangkan metode-metode dan model-model pembelajaran terbaru yang baik dan efektif agar bisa  membantu guru dalam menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada siswa. Pengembangan ini telah dilakukan sejak dulu hingga sekarang secara kontinyu dan terus menerus, mengikuti perkembangan teknologi dan juga permasalahan-permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan.
Pengembangan metode-metode ataupun model-model pembelajaran yang baru nantinya diharapkan bisa membuat guru menjadi lebih kreatif dan efektif dalam menyampaikan materi sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar. Sebuah proses pembelajaran harus didukung dengan adanya sebuah metode ataupun model pembelajaran. Hal ini di maksudkan agar pembelajaran tidak berlangsung seadanya, siswa hanya duduk diam mendengarkan materi yang disampaikan guru. Pembelajaran haruslah berlangsung dengan terencana dan terarah, yang bisa membuat siswa menjadi aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang belakangan ini muncul, dan di akui sebagai strategi pembelajaran yang inovatif serta dapat menjadi solusi atas kemonotonan pembelajaran di kelas adalah model pembelajaran PAIKEM.
Penerapan PAIKEM di latarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran yang berlangsung selama  ini cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, karena siswa hanya duduk diam mendengarkan guru berceramah, tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat dibuku tulis atas apa yang diucapkan oleh guru mereka. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik. Di era kontemporer ini, PAIKEM sangat dianjurkan mengingat semakin kompleksnya permasalahan di dunia pendidikan dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan kepada guru dalam menyukseskan pembelajaran di sekolah ataupun  para dosen di universitas.

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui tingkat keaktifan siswa di kelas dengan menggunakan model PAIKEM yang didukung dengan model pembelajaran  MODIBIO (monopoli pendidikan biologi)

D.    Isi
1.      Kajian Teori
a.    Pengertian PAIKEM
Istilah PAIKEM berawal dari kata PAKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Menurut Depdiknas (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun menyenangkan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan potensi-potensi kreativitas yang dimiliki siswa secara optimal. Oleh karena itu, PAKEM kemudian dikembangkan menjadi PAIKEM. PAIKEM tersebut merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dari makna kata-kata yang terkandung di dalamnya dapat dipaparkan sebagai berikut:
a.       Pembelajaran
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses, cara dan perbuatan yang menjadikan seseorang belajar. Belajar merupakan proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Proses ini dapat dilakukan secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain. Di sini guru berperan sebagai fasilitator yang mempermudah siswa dalam belajar.
b.      Aktif
Menurut Suparlan, Budimansyah dan Meirawan (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa yang dimaksud aktif adalah di dalam proses belajar mengajar guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data serta informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, melaksanakan pekerjaan. Dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber belajar lainnya. Pada pembelajaran aktif ini, diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga akhirnya mereka dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.
c.       Inovatif
Menurut Hamzah dan Nurdin Mohamad (2011: 11) menyebutkan bahwa maksud inovatif di sini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga siswa yang sedang belajar. Pembelajaran yang inovatif diwarnai dengan adanya aktivitas, sumber belajar, media belajar dan sebagainya yang selalu memperkenalkan, memberikan, memanfaatkan dan menemukan hal-hal baru. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar.
d.      Kreatif
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa kreatif artinya memiliki daya cipta (memiliki kemampuan untuk menciptakan), bersifat mengandung daya cipta. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga dapat memenuhi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran ini juga merupakan strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dipelajari. Pembelajaran yang kreatif sangat penting untuk pembentukan generasi muda yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
e.       Efektif
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyatakan bahwa efektif artinya ada efeknya (akibatnya, pengaruh, kesannya), mujarab, manjur, dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan, Pembelajaran yang efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi dasar secara optimal dengan proses yang mudah. Dengan strategi ini akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif karena guru ketika memberikan pembelajaran telah terbekali dengan karakteristik siswayang menjadi dasar penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran.
f.       Menyenangkan
Menurut Alwi (dalam Ali Karta, 2012) menyenangkan artinya menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai. Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang diciptakan dengan suasana nyaman, meriah, gembira, riang yang membuat siswa merasa nyaman belajar, tidak merasa tertekan, tidak menakutkan dan tidak terpaksa. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajar-mengajar di kelasnya, sehingga curah perhatiannya lebih tinggi sehingga dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajarnya.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
1.    Memahami sifat yang dimiliki peserta didik, karena pada dasarnya setiap peserta didik memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang mampu menangkap pelajaran dengan cepat namun ada juga yang lambat bahkan sangat lambat dari teman-teman yang lainnya.
2.    Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar. Seorang peserta didik bisanya akan lebih cepat dan baik dalam menyelesaikan tugas ketika mereka berkelompok, ketika mereka duduk berkelompok maka akan memudahkan mereka untuk berinteraksi dan saling bertukar pikiran.
3.    Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah. Seorang guru harus bisa menciptakan suatu masalah yang bisa membuat siswa memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut (Agustina, 2008).
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM = pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. Bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
b.      Pengertian MODIBIO (Monopoli Pendidikan Biologi)
Monopoli adalah permainan yang paling terkenal didunia. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menguasai semua petak diatas papan melalui pembelian, penyewaan, dan pertukaran property dalam system ekonomi yang disederhanakan. Permainan monopoli yang digunakan sebagai media pembelajaran petak monopolinya berisi materi yang dipelajari oleh siswa.
Pengembangan media permainan monopoli memperoleh telaah atau validasi yang dilakukan oleh ahli media, dosen biologi dan guru biologi. Sebelum diujicobakan kepada siswa, media ini telah mengalami beberapa kali revisi. Setiap tahapan revisi mengalami perbaikan dan penyempurnaan dalam aspek format media, visual, fungsi atau kualitas media, kejelasan media dalam penyajian konsep dan komponen-komponen perlengkapan permainan.
2.    Pembahasan
Pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Seorang guru harus bisa menciptakan model-model ataupun metode-metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga bisa merangsang minat peserta didik untuk belajar. Salah satu model pembelajaran yang bisa dikembangkan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran khususnya mata pelajaran biologi adalah “monopoli biologi”.
Monopoli adalah permainan yang sangat terkenal diseluruh dunia, cara memainkannya juga cukup mudah. Jika guru bisa menggabungkan materi pelajaran biologi yang akan disampaikan dengan permainan monopoli ini maka siswa akan tertarik untuk mengikuti pelajaran, sehingga pembelajaran akan menarik dan menyenangkan, siswa juga akan aktif karena dalam permainan monopoli ini semua siswa akan ikut terlibat.
Monopoli pendidikan biologi dibuat tergantung dari materi yang akan diajarkan, akan tetapi lebih baik didalam 2 semester tersebut hanya ada 1 materi yang menggunakan model ini, sebagai contoh materi kingdom Animalia. Tingginya angka siswa yang mengalami kesulitan belajar dan tidak menyenangi pelajaran biologi khususnya pada materi Kingdom Animalia berkaitan dengan tingkat minat membaca siswa yang rendah.  Jika kingdom Animalia diajarkan menggunakan Modibio akan lebih mudah mempelajari taksonominya, dari makhluk tak bertulang belakang sampai makhluk bertulang belakang. Modibio digunakan dalam materi ini dikarenakan agar siswa lebih mudah memahami, dikarenakan kingdom Animalia cakupannya sangat luas, maka dari itu siswa agak sulit mencerna materi tersebut. Karena setiap pembagian kingdomnya meliputi ciri-ciri, klasifikasi, dan masih banyak lagi.
Penggunaan media permainan monopoli dengan model pembelajaran PAIKEM pantas digunakan dalam pembelajaran biologi, media pembelajaran monopoli pendidikan ini dapat mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari materi sehingga aktivitas belajar siswa lebih menyenangkan. Prinsip penggunaan media monopoli pendidikan biologi ini sama dengan permainan monopoli biasa yaitu dengan menggunakan dadu. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 orang siswa dalam kelompok. Setiap kelompok diberikan beberapa kartu yang sudah diisi dengan pertanyaan materi yang telah disampaikan, lalu siswa yang mendapatkan urutan pertama mengambil kartu yang sudah berisi pertanyaan jika jawabannya benar, maka diberi kesempatan untuk melempar dadu. Hasil dari lemparan dadu tersebut akan menentukan langkah siswa didalam kotak.
Pada saat percobaan di SMA Bhayangkari, (dapat dilihat didalam lampiran) keaktifan siswa yang sangat berantusias mengikuti pembelajaran bermodelkan PAIKEM dengan menggunakan media Modibio. Keaktifan siswa tersebut didasari dengan adanya model PAIKEM Modibio, dikarenakan para siswa tersebut sangat aktif bermain sambil belajar. Pengaruh PAIKEM untuk pembelajaran siswa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, karena didalam nya didasari dengan keaktifan siswa dan terlihat menyenangkan.







E.     Kesimpulan
Penggunaan model PAIKEM yang disertai dengan penggunaan media MODIBIO (monopoli pendidikan biologi) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena dalam pembelajaran ini akan lebih menyenangkan dan siswa akan lebih aktif karena semua siswa ikut berperan, waktu yang digunakan juga lebih efektif. Pembelajaran berbasis MODIBIO ini akan membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran dan tidak membuat mereka bosan, selain itu juga membuat siswa banyak berfikir sehingga kreatifitas siswa dapat berkembang.















DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Rahmi. 2008. Mensiasati Injury Time dengan Pembelajaran PAIKEM. (Online). (http://cittiami.blogspot.com/2008/04/mensiasati-injury-time-dengan.html). Diakses tanggal 17 September 2014.
Ali, Karta. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta. Bumi Aksara.
Hamzah dan Mohammad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta. Bumi Aksara.
Herman. 2008. Menjadi Guru Favorit Pilihan Siswa. (Online). (http://hlasrinkosgorobogor.wordpress.com/2008/11/07/menjadi-guru-favorit-pilihan-siswa.html). Diakses tanggal 17 September 2014.
Susanto, Arif. 2012. Permainan Monopoli sebagai Media Pembelajaran Sub Materi Sel pada Siswa SMA Kelas XI IPA. Journal BioEdu. Vol 1 No 1. (online). (http://ejournal.unesa.ac.id/index/php/bioedu). Diakses tanggal 20 September 2014.











LAMPIRAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI PERAIRAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN
EKOLOGI PERAIRAN
“ANALISIS KOMPOSISI DAN STRUKTUR KOMUNITAS BENTOS DAN PLANKTON DI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN DI PERAIRAN KABUPATEN KUBU RAYA KECAMATAN BATU AMPAR“


DISUSUN
RISFI PRATIWI SUTRISNO
( F16111004 )

Untan1.tif

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

2015


BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kabupaten Kubu Raya terletak di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, dengan posisi geografis 0013’27’’ LU - 1000’15’’ LS dan 109002’47’’- 1090 58’17’’ BT. Kabupaten Kubu Raya berbatasan dengan Kabupaten Pontianak di sebelah Utara, Kabupaten Kayong Utara di sebelah Selatan, Laut Natuna di sebelah Barat, serta Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau di sebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Kubu Raya ± 6.985,24 Km2. Wilayah Kabupaten Kubu Raya terbagi dalam 9 kecamatan, yaitu Batu Ampar, Terentang, Kubu, Teluk Pakedai, Sungai Kakap, Rasau Jaya, Sungai Raya, Sungai Ambawang dan Kuala Mandor. Sebagian wilayah Kabupaten Kubu Raya merupakan pulau-pulau kecil, yaitu terdapat 39 pulau yang tersebar di 5 kecamatan (Batu Ampar, Kubu, Sungai Kakap, Sungai Raya dan Sungai Ambawang) (Sugiardi, dkk., 2014).
Kabupaten Kubu Raya mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November. Kabupaten Kubu Raya memiliki potensi perikanan yang besar. Beberapa usaha perikanan yang telah berkembang antara lain perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Daerah utama penghasil ikan adalah Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sungai Kakap, Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Pakedai. Kecamatan Sungai Kakap dan Kecamatan Batu Ampar merupakan daerah penghasil ikan laut tertinggi, disusul Kecamatan Kubu. Kecamatan Sungai Kubu juga merupakan penghasil ikan budidaya tertinggi, disusul Kecamatan Kubu dan Kecamatan Batu Ampar (Sugiardi, dkk., 2014).
Pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut (Dr. Abdul Razak, M.Si, dan DR. H. Armin Arief, M.PH, 2006:65). Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah disfotik.
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti kedalaman, kecepatan arus, warna, kekeruhan dan suhu air. Sifat kimia perairan antara lain, kandungan gas terlarut, bahan organik, pH, kandungan hara dan faktor biologi yang berpengaruh adalah komposisi jenis hewan dalam perairan diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi hewan bentos dan hewan predator yang akan mempengaruhi kelimpahan bentos (Setyobudiandi, 1997).
B.  Masalah
Adapun masalah dalam melakukan praktikum ekologi perairan ini, yaitu :
1.    Bagaimana komposisi dan struktur komunitas bentos dan plankton di perairan dan hubungannya dengan faktor lingkungan di perairan Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar ?
C.  Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ekologi perairan ini, yaitu :
1.    Untuk mengetahui komposisi dan struktur komunitas bentos dan plankton di perairan dan hubungannya dengan faktor lingkungan di perairan Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar.




BAB 1I
METODOLOGI

A.  Waktu dan Tempat
Pada pratikum ekologi perairan mengenai komposisi dan struktur komunitas bentos dan plankton di perairan dan hubungannya dengan faktor lingkungan di perairan Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar, dilaksanakan tanggal 10 januari 2015, pukul 05.00 - selesai. Bertempat di perairan Dermaga Padang Tikar, Nipah Panjang, dan Pantai Kupang, Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar.
B.  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu alatnya Luxmeter, Egman Grab, Termometer, pH indicator, Plankton net, Keping Sacchi, Suntikan/syringe, Meteran, Ember, Botol Film, Sedangkan bahannya berupa Formalin 4%.
C.  Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini, yaitu :
ü Kandungan Oksigen Terlarut
Sampel air diambil dengan menggunakan botol sampel ( botol kraftindeng ), miringkan botol sampel ke permukaan air, masukkan perlahan-lahan ke dalam air, tutup botol sampel ketika masih berada di dalam air agar oksigen tidak masuk ke sampel air yang diambil.
ü Suhu Udara
Suhu udara diukur disetiap titik lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan termometer.
ü Suhu Air
Suhu air diukur dengan cara membenamkan termometer di dalam air pada ketiga titik lokasi yang ditentukan.


ü pH air
pH air diukur dengan cara mengambil sampel air dan masukkan pada botol sampel, lalu masukkan pH indikator dan amati perubahan. Lakukan pengulangan pada tiga titik lokasi yang telah ditentukan.
ü Kekeruhan dan kedalaman
Kekeruhan air diukur dengan menggunakan keping secchi, yang dimasukkan ke dalam air. Diamati warna putih pada keping secchi apakah masih terlihat dari permukaan air atau tidak. Jika tidak, diukur kedalaman.
ü Plankton
Ember dibenamkan ke dasar perairan, kemudian disaring dengan menggunakan net palnkton, lakukan 10 kali pengulangan dan yang terakhir dipindahkan ke botol sampel, ditetesi 10 tetes formalin 4%. Lakukan pengulangan pada setiap titik.
ü Bentos
Satu pancang ditancapkan pada dasar perairan, buat persegi 25 x 30 cm. Dengan menggunakan ekman grab, ambillah endapan yang terdapat di dasar perairan, diangkat, diamati dan dicatat bentos yang ada. Lakukan pengulangan pada setiap titik.
ü Kecepatan Arus
Garis start pada bagian hulu dibuat dan finish pada hilir sepanjang 5 meter. Sterofoorm (5x5 cm) dilepaskan pada garis start dan pada saat bersamaan catat waktu. Hitung kecepatan arus dengan rumus V=s/t.







BAB 1II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Di Dermaga Padang Tikar Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar (Titik 1)
No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
1
Suhu air
290C
290C
2
Suhu udara
270C
270C
3
Ph
7
6
4
Intensitas cahaya
3304 lux
1900 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
6
Kekeruhan
36
35
7
Kecepatan Arus
0,17 s
0,17 s
8
Kedalaman
1,60 m
1,50 m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal



Nittzsahia durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin famaus, Hymenomonns roseola
-
b.   Horizontal
Closterium kuetzinggi
Cerotium fusus
10
Pengambilan sampel bentos
Characium longipes Rab (3) , Nitzschin closterium (15), Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium lobulatum Nneg (6),Rhapidium polymorphum Kuert z(1),Polyedrium trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus Bermard (2),Stouroneis parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4),
Rhizosolenia alala forma grallima , Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma angulatum Var.steigosa
11
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2


0,8 ppm
0,12ppm


0,6 ppm
1 ppm

Tabel 2. Hasil Pengamatan Di Nipah Panjang Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar (Titik 2)
No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
Titik 3
1
Suhu air
27oC
27,5oC
28oC
2
Suhu udara
280C
280C
280C
3
Ph
6
7
7
4
Intensitas cahaya
1260 lux
1180 lux
950 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
asin
6
Kekeruhan
44
71
64
7
Kecepatan Arus
0,10 m/s
0,11 m/s
0,06 m/s
8
kedalaman
1,38 m
1,72 m
2,57  m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal



Crysophycae prymeneciumnithaus dan Cerdium platycorene


Chyrysamoba radianus, Nitzschinlorenziana, Nittzschiaairvula dan Atachin.
-
b.      Horizontal
Amoeba proteus
Oscillatoria linnosa Ag
Rabdonelln lohuaani
10
Pengambilan sampel bentos
Nittzcchia curvula (28), Gamphosphaeria aponina kc (1),
Ceratium fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern acus (1), Lacrimarin sp (1), Nitzsohia eosterium (1).
Characium longipes rab (2),
Sorastrum Indicus (3)

11
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2


1 ppm
0,6 ppm


0,6 ppm
0,6 ppm


0,8 ppm
0,6 ppm

Tabel 3. Hasil Pengamatan Di Pantai Kupang Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar (Titik 3)
No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
Titik 3
1
Suhu air
280C
300C
280C
2
Suhu udara
270C
290C
270C
3
pH
7
7
7
4
Intensitas cahaya
5320 lux
1900 lux
1263 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
asin
6
Kekeruhan
24 cm
24 cm
38 cm
7
Kecepatan Arus
0,05 m/s
0,14 m/s
0,12 m/s
8
Kedalaman
2,15 m
3,10 m
4,25 m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal



Hyaloheen undulata


Nittzsahia durvulik


Lisrpeto-cypris fascinta dan Pleurosigmane viculaeum
b.   Horizontal
Closterium kuetzinggii
Nitzschia veruicularis,
Rhizosolenia alata forma curvirolris(36) , Nitzschia veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3), Chactoceros anaslomosans (1), Chaero ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1)
10
Pengambilan sampel bentos
-
Pterrosagitta draca, Closterium kuetzinggii, Pleurosigma fasciola Ehenberg ,
-
11
Kandungan senyawa dalam air COD
Ulangan 1
Ulangan 2


0,4 ppm
0,4 ppm


1 ppm
2 ppm


0,8 ppm
0,8 ppm


B.  Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3, kandungan senyawa dalam air COD berkisaran antara 0,4 ppm – 2 ppm, dimana kandungan senyawa tersebut dapat dikategorikan tidak tinggi. Apabila semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kandungan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3, kekeruhan berkisaran antara 35 – 71 dan kedalaman berkisaran antara 1,38 meter – 4,25 meter, dimana kecerahan perairan dipengaruhi langsung oleh partikel yang tersuspensi didalamnya, semakin kurang partikel yang tersuspensi maka kecerahan air akan semakin tinggi. Selanjutnya dijelaskan bahwa penetrasi cahaya semakin rendah, karena meningkatnya kedalaman, sehingga cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan air berkurang. Oleh karena itu, secara tidak langsung kedalaman akan mempengaruhi pertumbuhan fauna bentos yang hidup didalamnya. Disamping itu kedalaman suatu perairan akan membatasi kelarutan oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi.
Dari hasil pengukuran suhu air maupun suhu udara diketahui bahwa suhu pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 berkisaran antara 27C - 30C. Kisaran suhu yang sesuai untuk pertumbuhan makrozoobentos. Menurut Hutabarat dan Evans (1985) siklus temperatur untuk kehidupan organisme perairan berkisar 260C–310C. Suhu dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ambang batas (terlalu hangat atau dingin). Jenis, jumlah, dan keberadaan flora dan fauna akuatis seringkali berubah dengan adanya perubahan suhu air, terutama oleh adanya kenaikan suhu dalam air.
Menurut Welch (1980), kecepatan arus akan mempengaruhi tipe substratum, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepadatan dan keanekaragaman makrobentos. Berdasarkan hasil pengukuran, kecepatan arus pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 berkisaran antara 0,05 m/s – 0,17 m/s masih relatif kecil, jadi tidak berpengaruh terhadap kepadatan dan keanekaragaman makrobentos.
Dari hasil pengukuran pH air, pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 berkisaran antara 6 – 7. Menurut Widiastuti (1983) kisaran pH substrat yang layak bagi kehidupan organisme perairan berkisar antara 6,6 sampai 8,5. pH merupakan faktor pembatas bagi organisme yang hidup di suatu perairan. Perairan dengan pH yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi ketahanan hidup organisme yang hidup didalamnya. Oksigen terlarut merupakan variabel kimia yang mempunyai peran penting sekaligus menjadi faktor pembatas bagi kehidupan biota air.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa daya larut oksigen dapat berkurang dengan meningkatnya suhu air dan salinitas. Secara ekologis, konsentrasi oksigen terlarut juga menurun dengan adanya penambahan bahan organik, karena bahan organik tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang mengkonsumsi oksigen yang tersedia. Pada tingkatan jenis, masing-masing biota mempunyai respon yang berbeda terhadap penurunan oksigen terlarut.
Dari hasil pengukuran intensitas cahaya, pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 berkisaran antara 950 lux – 5320 lux. Dimana, Cahaya matahari berperan penting terhadap suhu air laut. Wilayah permukaan memiliki suhu yang lebih tinggi di bandingkan di bagian dalam. Hal ini disebabkan karena wilayah permukaan lebih banyak terkena sinar matahari dibandingkan bagian dalam perairan.Cahaya matahari dapat masuk hingga kedalaman 200 sampai 1000 meter. Hal ini ditandai oleh masih hangatnya suhu air pada kedalaman 200 meter dan pada kedalaman antara 200 sampai 1000 meter, suhu air pun berubah secara drastis.
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel 1, tabel 2, dan tabel 3, adanya kelompok bentos dan plankton yang hidup menetap dan daya adaptasi yang bervariasi menandakan kualitas air di dermaga Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar, Nipah Panjang, dan Pantai Kupang masih tergolong baik. Terdapat korelasi antara faktor fisik dan kimia terhadap estimasi populasi bentos dan plankton di perairan tersebut.
























BAB 1V
PENUTUP

A.  Simpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan yaitu :
1.    Kecerahan perairan dipengaruhi langsung oleh partikel yang tersuspensi didalamnya, semakin kurang partikel yang tersuspensi maka kecerahan air akan semakin tinggi. Selanjutnya dijelaskan bahwa penetrasi cahaya semakin rendah, karena meningkatnya kedalaman, sehingga cahaya yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan air berkurang.
2.    Kedalaman suatu perairan akan membatasi kelarutan oksigen yang dibutuhkan untuk respirasi.
3.    Semakin tinggi COD, berarti air makin tercemar. Air yang mempunyai COD tinggi, berarti kandungan oksigen terlarutnya rendah. Hal ini dapat membahayakan kehidupan biologis dalam air.
4.    Suhu dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna akuatis, terutama suhu di dalam air yang telah melampaui ambang batas (terlalu hangat atau dingin).
5.    Kecepatan arus akan mempengaruhi tipe substratum, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kepadatan dan keanekaragaman makrobentos.
6.    Perairan dengan pH yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi ketahanan hidup organisme yang hidup didalamnya.
7.    Daya larut oksigen dapat berkurang dengan meningkatnya suhu air dan salinitas.
B.  Saran
Adapun saran pada praktikum ekologi perairan ini, yaitu :
Pengupayakan pencegahan dan pengoptimalkan upaya pelestarian lingkungan di perairan Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Batu Ampar, khususnya di Nipah Panjang dan Pantai Kupang.

DAFTAR PUSTAKA

Razak, Abdul dan Armin Arief. 2006. Pengetahauan lingkungan II. Padang: FMIPA UNP.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sugiardi, dkk. 2014. Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2013 (Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir Kabupaten Kubu Raya). Kubu Raya: Kementerian Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia.
Welch, S. 1980. Limnology. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Widiastuti, E. 1983. Kualitas Air Kali Talung Rintingan dan Kelimpahan Hewan Makrozoobentos. Thesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
















LAMPIRAN