LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI
TUMBUHAN
“ TEKANAN
OSMOSIS CAIRAN SEL DAN POTENSIAL AIR “
OLEH
RISFI PRATIWI SUTRISNO (F16111004)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
ABSTRAK
Difusi merupakan proses fisika yang terjadi
dalam kehidupan termasuk tumbuhan. Difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap
perbedaan konsentrasi. Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat
dapat juga menyebabkan difusi. Proses pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi
pada daun adalah suatu contoh proses difusi. Dalam hal ini gas CO2
dari atmosfir masuk kedalam rongga antar sel pada mesofil daun dan selanjutnya
digunakan untuk proses fotosintesis. Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di
dalam suatu sistem kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan
temperatur konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan
istilah “ potensial air ”. Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan sukrosa
akan mengalami plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin
banyak sel yang mengalami plasmolisis. Plasmolisis sel terjadi melalui proses osmosis yaitu proses gerakan cairan dari suatu larutan menembus
membrane semipermeabel. Potensial osmosis cairan sel air murni cenderung
untuk memasuki sel, sedangkan potensial turgor yang berada di dalam sel
mengakibatkan air untuk cenderung meninggalkan sel. Berdasarkan hal tersebut, tujuan percobaan
ini yaitu menghitung tekanan osmosis cairan sel.
Kata kunci : Difusi, Osmosis,
Plasmolisis, Potensial Air, Tekanan, Potensial Turgor, Membrane Semipermeabel.
PENDAHULUAN
Tumbuhan
merupakan makluk hidup multisekuler. Sel tumbuhan terdiri atas dinding sel,
inti sel dan organel-organel yang ada di dalamnya. Selain itu pada sel tumbuhan
terdapat sitoplasma yang dibungkus oleh membrane plasma. Larutan sukrosa diluar sel mengalami
deficit tekanan difusi. Air akan bergerak melewati membrane sel ke larutan
sukrosa. Karena air keluar, maka volume sel menyusut, tekanan turgor berkurang,
setelah terjadi kesetimbangan, konsentrasi larutan dalam sel akan lebih pekat,
defisit tekanan difusi bertambah, tekanan osmosis bertambah. Komponen potensial
air tumbuhan terutama terdiri atas potensial osmosis ( solute ) dan potensial
turgor ( tekanan ). Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni
cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor didalam sel mengakibatkan
air meninggalkan sel. Untuk mengatur potensial osmosis, potensial turgor harus
nol. Potensial turgor sama dengan nol jika sel mengalami plasmolisis.
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya protoplasma dari dinding sel karena
keluarnya sebagian air dari vakuola. Keadaan volume vakuola tepat untuk menahan
protoplasma agar tetap menempel pada dinding sel, sehingga kehilangan air
sedikit saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa
plasmolisis semacam ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien
dapat dikenali jika dalam suatu larutan dijumpai sekumpulan sel yang 50%
berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis. Dalam hal ini digunakan nilai
rata-rata karena potensial osmosis sel-sel tersebut tidak sama. Maka tujuan
dari percobaan ini yaitu menghitung tekanan osmosis cairan sel.
Air menjadi kebutuhan pokok
bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel.
Rhoe discolor merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh didaerah tropis. Umumnya
tanaman ni tumbuh didaerah dingin dan cukup air. Tanaman ini tidak dapat tumbuh
didaerah tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan daunnya akan cepat
membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh didaerah yang kurang air
karena daun dan batangnya akan mengerdil. (
Fahn, 1991 ) .
Tanaman ini juga merupakan tanaman yang mempunyai ciri
yaitu dengan bentuk daunnya yang memanjang seperti daun jagung, mempunyai warna
ungu pada pada permukaan bawah dan warna hijau dipermukaan atas. Pada permukaan
atas licin karena terdapat lapisan lilin. Tanaman ini mempunyai akar serabut
sehingga termasuk tanaman monocotyledoneae. ( Haryadi, 1996 ) .
Rhoe mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang
bentuknya sama dapat juga melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama
jaringan lain membentuk fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dari tanaman
ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem. Dan jaringannya terbagi
dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak diri yaitu
jaringan meristem dan jaringan yang permanen. ( Sastrodinoto, 1980 ) .
Jika sebatang tanaman air tawar atau darat
diletakkan ke dalam air laut sel – selnya dengan cepat
kehilangan turgornya dan tanaman tersebut menjadi layu. Hal ini
disebabkan karena air laut itu hipertonik terhadap sitoplasma. Dengan demikian
air berdifusi dari sitoplsama ke air laut sehingga sel – sel itu mengkerut.
Keadaan ini disebut Plasmolisis. (
Kimball, 1994 ) .
Potensial
kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh
karena itu, potensial kimia suatu senyawa
di bawah kondisi tekanan dan temperatur konstan tergantung kepada jumlah mol
substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari
air sering dinyatakan dengan istilah “ potensial air ”. Selanjutnya, bila
potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu substansi
yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari energi yang tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak.
Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air
untuk molekul difusi. ( Melin, 2007 ) .
Potensial
air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air
tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu
larutan adalah kurang dari
nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan di
sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan, maka secara otomatis potensial
air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan tekanan tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki
dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan
dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan
status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut
ke dalam larutan yang telah di ketahui potensial airnya, maka potensial air
jaringan tunbuhan tersebut dapat diketahui. Kelangsungan hidup
sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan pengambilan dan
pengeluaran air. Pengambilan atau pengeluaran air oleh suatu sel terjadi
melalui osmosis. Osmosis merupakan proses gerakan cairan dari suatu larutan
menembus membrane semipermeabel. Dalam hal sel tumbuhan, proses osmosis dapat
berlangsung dari luar masuk ke dalam sel ( endoosmosis ) atau dari dalam sel keluar ( eksosmosis ). ( Wibisono, 1996 ) .
Tekanan osmosis cairan dapat ditentukan dengan cara
mencari suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama dengan cairan
tersebut. Dalam cara ini kita dapat mengambil patokan pada terjadinya peristiwa
plasmolisis sel. Dalam keadan insipien plasmolisis tekanan osmosis cairan sel
adalah sama dengan tekanan osmosis larutan dalam massa jaringan sel tersebut
direndam. Plasmolisis dapat dilihat dibawah mikroskop sebagai suatu percobaan. ( Lakitan, 2004 ) .
Namun dalam hal ini kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang
mempengaruhi osmosis tersebut yaitu adanya tekanan fisik. Pengaruh gabungan
kedua faktor ini antara konsentrasi zat terlarut dengan tekanan disebut
potensial air. Hal yang penting dalam potensial air adalah bahwa air akan
bergerak melewati membrane dari larutan dengan larutan potensial air yang
tinggi ke larutan dengan potensial air yang rendah. ( Campbell, 2003 ) .
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air
atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi
bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Potensial kimia
zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat
terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil. ( Sasmitamihardja, 1996 ) .
Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam pangan di
dalam larutan
dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan osmosis intraselular bahan
pangan tersebut. Akibatnya, air dalam bahan akan keluar melintas membran sel
menuju larutan perendam itu. ( Wirawan, 2006 ) .
METODOLOGI
Praktikum
mengenai tekanan osmosis cairan sel dan potensial air, dilaksanakan pada
tanggal 13 juni 2013 di laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan, universitas tanjungpura pontianak, pukul 08.00-selesai WIB.
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat
praktikum ini, yaitu Alat yang digunakan berupa mikroskop, pisau silet, pinset, kaca objek, kaca penutup, cork borer dengan garis
tengah 1cm untuk membuat potongan umbi kentang, pisau silet, timbangan analitik, gelas piala, dan gelas aqua. Sedangkan
bahan yang digunakan berupa daun Rhoe discolor yang masih segar, larutan sukrosa dengan konsentrasi
0.26, 0.24, 0.22, 0.20, 0.18, 0.16 M, Solanum tuberosum L, akuades
dan larutan sukrosa 0.05, 0.25,
0.45 M.
Langkah
kerja pada praktikum ini sebagai berikut :
-
Cara kerja tekanan osmosis pada Rhoe discolor
Dua gelas aqua disiapkan
dan kemudian diisi larutan sukrosa ke dalam gelas kira-kira 1/3 bagian, 1 gelas untuk 1
konsentrasi. Lapisan tipis epidermis berwarna ungu daun Rhoe discolor disayat menggunakan pisau silet. Diusahakan menyayat
hanya selapis saja. Sayatan tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop.
Apabila sayatan cukup representatif, sayatan tadi dimasukkan kedalam gelas aqua dan dicatat
waktu mulai perendaman. Sayatan dibiarkan dalam larutan selama 15 menit.
Setelah 15 menit
sayatan epidermis tadi diperiksa dari berbagai konsentrasi sukrosa dengan
mikroskop. Dicari larutan gula dimana 50% dari jumlah sel epidermis tadi telah
terplasmolisis yang keadaan ini disebut insipient plasmolisis. Sel pada keadaan
insipient plasmolisis memiliki potensial osmotic sama dengan potensial osmotik
larutan yang digunakan. Potensial osmotik sel pada insipient plasmolisis
ditentukan.
-
Cara kerja potensial air pada Solanum
tuberosum L
Dua gelas piala
atau gelas beaker disiapkan dengan masing-masing tabung diisi dengan 100 ml
larutan berikut ini: akuades, sukrosa dengan konsentrasi 0,05 molar; 0,25
molar; 0,45 molar. Tahap-tahap berkut ini harus dilakukan dengan cepat. Umbi
kentang dibuat 12 silinder dengan bor yang bergaris tengah 1 cm, dengan panjang
4 cm. Bagian luar kulitnya dihilangkan. Sebaiknya semua silinder umbi kentang
dibuat dari satu umbi saja dan diletakkan di sebuah wadah tertutup. Silinder
kentang dipotong dengan pisau silet menjadi irisan-irisan tipis dengan tebal
1-2 mm. Irisan kentang dibilas dengan akuades dengan cepat dikeringkan dengan
kertas hisap dan ditimbang. Selanjutnya di masukkan ke dalam salah satu larutan
sukrosa yang telah disiapkan. Hal ini dilakukan pada setiap silinder kentang
untuk masing-masing larutan berikutnya. Tepat 15 menit setelah direndam, irisan-irisan
tersebut dikeluarkan dari masing-masing tabung. Lalu dikeringkan dengan kertas
handuk atau hisap, semua hal ini dilakukan untuk semua contoh percobaan. Untuk
menghitung perubahan berat digunakan rumus berikut:
%
perubahan berat =
Kemudian dibuat grafik dan diplotkan persen perubahan
berat pada ordinat dan konsentrasi larutan sukrosa ( dalam molar ) pada absis.
Potensial air jaringan dapat diperoleh setelah dihitung potensial osmotik ( ᴪs ) untuk
masing-masing konsentrasi larutan sukrosa dan digunakan rumus berikut:
-φs
= C.i.R.T
Dimana : -φs = Potensial air
I
= Konstanta ionisasi sukrosa = 1
R=
Konstanta gram (0,0831 bar/derajat mol)
T=
Suhu absolut (0C + 273)
Rumus diatas cukup digunakan untuk menghitung
potensial osmotik suatu larutan sukrosa ( -φs ),
selanjutnya potensial dari larutan-larutan lainnya dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut ini :
M1 = M2
φs1 φs2
Kemudian tentukan konsentrasi sukrosa yang tidak menghasilkan perubahan
berat dengan menginterpolasikandari grafik. Dan dihitung φs dari larutan ini. Nilai φs
tersebut sebanding dengan potensial air ( φw ) jaringan.
DATA DAN PEMBAHASAN
Data
Pengamatan :
1. Tabel
Pengamatan jumlah sel
pada daun Rhoe discolor yang
mengalami plasmolisis.
Konsentrasi larutan sukrosa (M)
|
Jumlah sel sebelum direndam dalam
larutan sukrosa
|
Jumlah sel setelah direndam dalam
larutan sukrosa
|
Selisish
|
0,26
|
180
|
0
|
180
|
0,24
|
140
|
10
|
130
|
0,22
|
306
|
187
|
219
|
0,20
|
257
|
112
|
145
|
0,18
|
45
|
14
|
31
|
0,16
|
63
|
60
|
3
|
2.
Tabel
pengamatan berat umbi Solanum tuberosum
L
Konsentrasi larutan sukrosa (M)
|
Berat sebelum direndam dalam
larutan sukrosa (gr)
|
Berat sesudah direndam dalam
larutan sukrosa (gr)
|
%
perubahan berat
|
0,05
|
1,88
|
2
|
6,28
%
|
0,25
|
2
|
1,9
|
-5
%
|
0,45
|
1,92
|
1.69
|
-11,97
%
|
kontrol
|
1,96
|
2,04
|
4,08
%
|
Pembahasan
:
Pada
praktikum ini yang dilakukan yaitu mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan, yaitu pada
umbi kentang dan daun Rhoeodiscolor. Untuk mengukur potensial pada umbi kentang, digunakan larutan
sukrosa dengan berbagai konsentrasi, yaitu 0,05 ; 0,25 ; 0,45 M. Umbi kentang terlebih dahulu di buat silinder menggunakan
cork borer.
Setelah dimasukkan ke dalam larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi, umbi
kentang mengalami perubahan berat. Sedangkan konsentrasi untuk larutan Rhoediscolor adalah 0.26, 0.24, 0.22,
0.20, 0.18, 0.16
M.
Berdasarkan hasil praktikum, sel tumbuhan Rhoe discolor
yang dimasukan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda mengalami penurunan jumlah
sel ( table pengamatan 1
), hal tersebut terjadi
karena sel mengalami plasmolisis atau sel mengkerut dan menjauh dari dindingnya.
Peristiwa plasmolisis terjadi karena larutan eksternal sel memiliki potensial
air yang lebih kecil ( lebih negative
),
sehingga air didalam sel, meninggalkan sel dengan cara osmosis. (
Campbell, 2003
)
.
Menurut ( Tjitrosomo, 1987 ), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah
gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan
nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak
dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi
sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup
besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya
sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel.
Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan
plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor
yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi
konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Larutan yang di dalamnya
terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis
disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam
keadaan tanpa tekanan. Nilai potensial osmosis sel dapat diketahui dengan
menghitung nilai potensial osmosis larutan sukrosa yang isotonik terhadap
cairan sel. Berdasarkan hasil praktikum, plasmolisis insipien terjadi pada konsentrasi 0,18 M. Menurut ( Salisbury, 1992 ), potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang
sama dengan larutan tersebut sama dengan nol, maka potensial air suatu larutan
air pada tekanan atmosfer bernilai negatif.
Nilai potensial osmotik
dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan
terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola dan tekanan
hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial osmotik akan meningkat jika tekanan
yang diberikan juga semakin besar. Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka nilai
potensial osmotiknya semakin turun ( semakin negatif ) dan konsentrasi
partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya
semakin rendah.
Adanya potensial osmosis
cairan sel air murni cenderung untuk memasuki sel, sedangkan potensial turgor
yang berada di dalam sel mengakibatkan air untuk cenderung meninggalkan sel.
Saat pengaturan potensial osmosis maka potensial turgor harus sama dengan 0.
Agar potensial turgor sama dengan 0 maka haruslah terjadi plasmolisis.
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang
diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola.
Untuk mengukur potensial air ( Solanum tuberosum L ), dibutuhkan larutan sukrosa dengan konsentrasi 0 ( aquades );
0,05; 0,25; 0,45 M. Solanum
tuberosum L yang
telah di bor menggunakan cork borer sebanyak 12 potong, dimasukkan kedalam larutan sukrosa yang telah
disiapkan. Umbi kentang yang direndam dalam larutan aquades
mengalami penambahan berat yaitu dari 1,96 gr menjadi 2,04 gr, hal ini
disebabkan karena potensial air sel didalam kentang lebih kecil dibandingkan
potensial air murni ( 0 M ) sehingga air masuk ke dalam melalui osmosis.
Berbeda dengan kentang yang direndam dalam larutan
sukrosa, kentang yang direndam dalam larutan sukrosa mengalami penurunan berat
( tabel pengamatan 2 ), penurunan massa ini semakin meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi sukrosa ( dapat dilihat pada
grafik pengamatan ). Hal ini
terjadi karena potensial sukrosa lebih kecil (
lebih negatif ) dibandingkan dengan potensial kentang sehingga sel
kentang kehilangan air dan mengalami plasmolisis dan menyebabkan kentang
menjadi lembek dan mengkerut sebagai akibatnya massa kentang menjadi menurun.
Menurut ( Tjitrosomo, 1987 ), jika sel
dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh
perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika
potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila
potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan
kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan
bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi
seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel.
KESIMPULAN
Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan sukrosa akan mengalami
plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel
yang mengalami plasmolisis. Plasmolisis
insipien terjadi pada konsentrasi 0,18 M. Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain yaitu tekanan, suhu,
adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel,
larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Plasmolisis sel terjadi
melalui proses osmosis yaitu proses gerakan cairan dari suatu larutan
menembus membrane semipermeabel. potensial osmosis cairan sel air murni cenderung untuk memasuki sel,
sedangkan potensial turgor yang berada di dalam sel mengakibatkan air untuk
cenderung meninggalkan sel.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2004. Biologi
Edisi ke 5 jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fahn.
1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Haryadi. 1996. Pengantar
Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Lakitan. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Melin. 2007. State-of-the-art of
reverse osmosis desalination. http://www.4shared.com/document/t7rx7Ouo/state_of_the_art_of_reverse_os.htm . diakses tanggal 24 juni 2013.
Salisbury.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB.
Sasmitamihardja. 1996. Fisiologi
Tumbuhan. Jurusan Biologi. Bandung:
ITB.
Sastrodinoto. 1980. Biologi Umum II. Jakarta: PT. Gramedia.
Tjitrosomo.
1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa.
Wibisono. 1996. Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Depdikbud.
Wirawan. 2006. Studi
Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis Kentang ( Solanum tuberosum L ), jurnal volume 30. www.chuibar.comnolaporan
percobaan osmosis pada kentang.html. diakses tanggal 24 juni 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar