LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI
TUMBUHAN
“ PENENTUAN
KADAR KARBONDIOKSIDA JARINGAN TUMBUHAN“
OLEH
RISFI PRATIWI SUTRISNO (F16111004)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
ABSTRAK
Respirasi merupakan salah
satu proses terpenting dalam makhluk hidup. Dalam proses ini terbentuk energi
bebas. ( ATP dan NADH ) yang diperlukan dalam sintesis sel dan senyawa-senyawa
intermediate yang merupakan substrat sinensis bagi senyawa-senyawa lain. Oleh
karena itu laju respirasi jaringan dapat memberikan gambaran tentang tingkat
kegiatan metabolisme dalam jaringan itu. Laju respirasi ditetapkan dengan
mengukur banyaknya CO2 yang terbentuk dan gas O2 yang
diserap per satuan berat segar jaringan per satuan waktu. Adapun tujuannya
yaitu menghitung jumlah kadar CO2 yang dihasilkan oleh tumbuhan Phaseolus
radiatus selama melakukan respirasi dan mengetahui pengaruh suhu terhadap
respirasi suatu tumbuhan Phaseolus radiatus. Dalam
menentukan jumlah kadar CO2 sebagai berikut :
Jumlah kadar CO2 =
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, adanya suatu kondisi optimal pada
respirasi yaitu dapat terjadi dalam kondisi yang spesifik terutama hubungannya
terhadap temperatur. Pada suhu ruang 25oC, laju transpirasi relatif cepat dan
kadar CO2 yang dihasilkan juga banyak, sedangkan pada suhu oven 40oC terjadi peningkatan. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula kadar CO2
dan laju respirasinya semakin
cepat. Jika suhu terlalu panas Phaseolus
radiatus tidak mampu melakukan respirasi dengan sempurna. Dimana suhu yang
optimum untuk tumbuhan dapat berespirasi yaitu 37oC.
Kata kunci : Respirasi, Laju Respirasi, CO2,
O2, Jumlah Kadar CO2, Phaseolus radiatus, Suhu, Titran.
PENDAHULUAN
Hewan, manusia, dan
tumbuhan merupakan makhluk hidup yang memiliki kehidupan masing-masing. Dalam
fisiologi ketiganya melakukan respirasi, dimana dilakukan suatu proses
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2,
H2O, dan energi. Namun respirasi pada umumnya adalah reaksi redoks,
dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang
diserap sebagai oksidator yang mengalami reduksi menjadi H2O.
Kebanyakan hanya mengetahui proses respirasi pada hewan dan manusia saja. Ini
dikarenakan fisiologi pada hewan dan manusia cukup jelas sehingga proses
respirasinya lebih mudah di amati. Maka tujuan pada praktikum ini yaitu menghitung
jumlah kadar CO2 yang dihasilkan oleh tumbuhan Phaseolus
radiatus selama melakukan respirasi dan mengetahui pengaruh suhu terhadap
respirasi suatu tumbuhan Phaseolus radiatus. Banyak
sekali faktor-faktor dalam penentuan kadar karbondioksida pada jaringan
tumbuhan. Agar mudah memahaminya, ada pula hal-hal yang perlu dibahas berupa
tujuan penggunaan NaOH, indikator pp dan BaCl2, dan perbandingan
hasil kadar CO2 yang dihasilkan antara tanaman yang disimpan pada
suhu 40oC dengan suhu ruang ( 25oC ), mana yang lebih
besar kaitannya dengan teori yang ada.
Proses respirasi merupakan
reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2
yang diserap direduksi menjadi H2O. Pati, fruktan, sukrosa, atau
gula yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat
respirasi. ( Salisbury, 1995 ) .
Respirasi merupakan
proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang
terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam
respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan
dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetal
dehida atau asam asetat dan sedikit energi.
(
Lovelles, 1997 )
.
Respirasi dibedakan dalam tiga tingkat
sebagai berikut :
1. Pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana
2. Oksidasi gula menjadi asam piruvat
3. Transformasi piruvat dan asam-asam
organik lainnya secara aerobik menjadi CO2, air dan energi.
Bahwa
besar kecilnya respirasi dapat
diukur dengan menentukan jumlah substrat yang hilang, O2 yang
diserap, CO2 yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan dan energi yang
timbul. ( Pantastico, 1989 ) .
Proses sintesis
karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen
dengan bantuan energi cahaya matahari disebut fotosintesis dengan persamaan
reaksi kimia berikut ini :
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6
+ 6 O2
(
Nio Song Ai, 2012 ) .
Fotosintesis menyediakan molekul
organik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mahluk hidup lainnya. Respirasi
adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi . Respirasi dan
metabolisme karbon yang terkait di dalamnya melepas energi yang tersimpan di
dalam senyawa karbon dengan cara yang terkontrol untuk digunakan oleh
sel. Pada waktu yang bersamaan, respirasi menghasilkan banyak senyawa
karbon yang dibutuhkan sebagai prekursor untuk biosintesis senyawa organik
lainnya. Respirasi aerob merupakan proses yang umum terjadi dalam hampir
semua organisme eukariot, dan secara umum proses respirasi di dalam tumbuhan
mirip dengan apa yang dijumpai di dalam hewan dan eukoriot tingkat rendah,
tetapi beberapa aspek khusus dari respirasi tumbuhan membedakannya dari
respirasi hewan. Respirasi aerob adalah proses biologi yang memobilisasi
dan mengoksidasi molekul organik secara terkontrol. Selama respirasi,
energi bebas dilepas dan disimpan sementara dalam bentuk ATP yang siap
digunakan untuk aktifitas sel dan perkembangan tumbuhan ( Tjitrosomo, 1987 ) .
Faktor yang mempengaruhi laju respirasi ada
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
tingkat perkembangan, susunan kimia jaringan, ukuran produk, pelapis alami dan
jenis jaringan. Sedangkan faktor eksternal meliputi suhu, gas etilen,
ketersediaan O2 dan CO2. Laju respirasi menentukan daya
tahan produk yang disimpan sehingga produk yang laju respirasinya rendah
umumnya disimpan lebih lama dalam kondisi yang baik. Respirasi pada tumbuhan
ditandai oleh penurunan konsentrasi gas O2 dan peningkatan
konsentrasi CO2 dalam chamber. Laju respirasi
dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu di antara 0-35° C kecepatan reaksi akan
berlangsung dua atau tiga kali lebih besar untuk tiap kenaikan suhu 10° C.
( Wills, 1981 ) .
Penurunan suhu penyimpanan akan menurunkan
laju respirasi tumbuhan karena penurunan suhu dapat menurunkan kecepatan reaksi
kimia yang terjadi di dalam jaringan tumbuhan. Laju pernapasan adalah berat CO2
yang dihasilkan per satuan berat bahan pada selang waktu tertentu, dengan
dimensi satuannya mg CO2/kg.jam. Dengan pengukuran O2 dan
CO2 dimungkinkan untuk mengevaluasi sifat proses pernapasan.
( Umbara, 2008 ) .
Temperatur
merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi produksi CO2 yang
akan menyebabkan peningkatan produksi CO2, sejalan dengan
meningkatnya suhu. CO2 merupakan salah satu hasil atau produk dari respirasi. Respirasi dan fotosintesis sangat berpengaruh dengan temperatur. Sedikit
perubahan temperatur akan mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi.
Beberapa jenis tanaman mengalami ini, temperatur akan mempengaruhi fotosintesis
yang juga akan mempengaruhi laju respirasi atau sebaliknya. ( Atkin, 2007 ) .
Kecambah melakukan pernapasan untuk
mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2)
sebagai bahan yang diserap atau diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida
(CO2), air (H2O) dan sejumlah energi.
( Putra, 2010 ) .
Oksigen sangat penting dalam perkembangan
kecambah, karena kecambah melakukan respirasi aerob untuk memecahkan cadangan
makanan dalam endosperma yang kaya akan lemak. Cadangan makanan yang digunakan
dalam respirasi ini, berfungsi sebagai substrat yang dapat menghasilkan energi
dalam menyokong proses pembelahan sel dan metabolisme sel lainnya (tahap awal
pertumbuhan).
( Achmad, 2010 ) .
Efek ekosistem
peningkatan tingkat CO2 di atmosfer akan tergantung pada status gizi
hutan tertentu. Hutan produksi meningkat akan terjadi di mana tanah mengandung
nitrogen yang memadai. Di daerah di mana nitrogen membatasi, kadar CO2
tinggi tidak akan meningkatkan pertumbuhan pohon - meskipun fotosintesis dapat
meningkat. Tanpa nitrogen yang cukup, pohon-pohon tidak dapat menggunakan CO2
tambahan untuk pertumbuhan. Karbon tambahan digunakan oleh organisme tanah dan
respirasi ke atmosfer. Selain berkontribusi terhadap penumpukan CO2
di atmosfer perubahan tersebut di foodweb tanah, yang mengontrol ketersediaan
hara bagi tanaman, bisa memiliki efek jangka panjang pada fungsi ekosistem. Tingkat
CO2 meningkat, pertumbuhan tanaman. dan hasil pertanian akan
meningkat sebagai akibat dari peningkatan tingkat fotosintesis dan peningkatan
efisiensi penggunaan air. Peningkatan kadar peningkatan pertumbuhan tanaman CO2
pada tumbuhan C3 seperti kapas (Gossypium hirsutum L.) dan kedelai dengan
meningkatkan luas daun dan fotosintesis per satuan luas daun, sedangkan pada
tanaman C4 seperti jagung (Zea mays L.) dan sorgum, peningkatan pertumbuhan
adalah hasil menurunkan konduktansi stomata dan peningkatan efisiensi
penggunaan air. ( Reeves, 1994 ) .
METODOLOGI
Praktikum
mengenai penentuan kadar karbondioksida jaringan tumbuhan, dilaksanakan pada
tanggal 23-24 mei 2013 di laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, universitas tanjungpura pontianak, pukul 07.30-selesai
WIB.
Adapun
alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini, yaitu Alat yang digunakan
berupa botol selai, pipet volume, bulp, kain kassa, aluminium foil, benang,
neraca digital, buret, statif dan klem buret, corong, pipet tetes, gelas ukur,
gelas kimia, oven dan erlenmeyer. Sedangkan bahan yang digunakan berupa
kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus ), NaOH 10 N,
indikator pp, BaCl2 0,2 M, HCL 1 M .
Langkah
kerja pada praktikum ini yaitu masukkan NaOH 10 N ke dalam enam botol selai seanyak 10 ml kedalam
masing-masing botol. Kemudian pilih kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus ) yang memiliki
kualitas yang baik untuk ditimbang dan kemudian bungkus dengan kain kassa
kemudian masukkan kedalam botol selai yang berisi NaOH 10 N (kecambah kacang
hijau (Phaseolus
radiatus ) tidak menyentuh
larutan NaOH ) selanjutnya tutup botol dengan aluminium foil. Keenam botol
tersebut dibagi menjadi dua bagian dimana tiga diantaranya dimasukkan kedalam
oven dengan suhu 40oC, sementara tiga botol yang lainnya disimpan
pada suhu ruang ( 25oC ), biarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam,
ambil NaOH sebanyak 2 ml untuk masing-masing botol dan masukkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian tambahkan 2 tetes indikator pp ke dalam erlenmeyer dan
tambahkan larutan BaCl2 0,2 M sebanyak 0,5 ml kemudian titrasi
dengan HCL 1 M sampai warna larutan berubah menjadi merah muda. Hitung volume
titran yang digunakan kemudian tentukan kadar CO2
dengan menggunakan rumus berikut :
Jumlah kadar CO2 =
DATA DAN PEMBAHASAN
Data
Pengamatan :
1. Tabel
Pengamatan kadar Co2 Dalam Oven ( 40oC )
NO
|
BOTOL
|
VOLUME TITRAN ( HCL )
|
KADAR CO2
|
1
|
1
|
5,5 ml
|
110
|
2
|
2
|
13 ml
|
260
|
3
|
3
|
6,2 ml
|
124
|
|
Rata-rata 164,6
|
2. Tabel
Pengamatan kadar Co2 Pada Suhu Ruang ( 25oC )
NO
|
BOTOL
|
VOLUME TITRAN ( HCL )
|
KADAR CO2
|
1
|
1
|
4,5 ml
|
90
|
2
|
2
|
3 ml
|
60
|
3
|
3
|
9 ml
|
180
|
|
Rata-rata 110
|
Pembahasan
:
Pada praktikum ini
digunakan bahan berupa kecambah kacang hijau ( Phaseolus radiatus ) untuk menetapkan laju respirasi yang dapat
dilihat dari banyaknya kadar CO2. Kadar CO2 tersebut
dapat diketahui dari hasil titrasi sampel ( NaOH ) dengan menggunakan HCL.
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan, maka semakin banyak pula HCL
yang digunakan untuk titrasi, yang menunjukkan laju respirasi dari kecambah
tersebut. NaOH di sini berperan dalam
mengikat CO2. Fungsi
penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu
titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada
larutan. Indikator PP dengan range pH 8,0 ± 9,6 merupakan indikator yang baik
untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening
menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian. ( Anonim, 2013 ) .
Dari hasil titrasi
dapat diketahui bahwa kadar CO2 pada kecambah yang diberi perlakuan
dengan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40oC selama 24 jam
menghasilkan lebih sedikit CO2 yaitu sebanyak 164,6 dibanding kadar
CO2 yang dihasilkan oleh kecambah yang diberi perlakuan diletakkan
pada suhu ruang yaitu 25oC sebanyak 110.
Absorbsi
CO2 dari
campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut :
I.
CO2(g) CO2(g) (1)
II.
CO2(g) +
NaOH(aq)
NaHCO3(aq) (2)
III.
NaOH(aq) +
NaHCO3
Na2CO3(s) + H2O(l) (3)
CO2(g) +
2NaOH(aq)
Na2CO3(s) + H2O(l)
Saat sampel dititrasi dengan HCL, maka terjadi
reaksi :
I.
CO2(g) +
2NaOH(aq)
Na2CO3(s) + H2O(l) (4)
II.
Na2CO3(s)+
BaCl2 (l) 2NaCl(l)+ BaCO3(aq)
BaCO3(aq) + 2HCl(l) BaCl 2(l) + CO2(g)
+ H2O(l)
Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu dan kadar O2 yang ada.
Suhu dan ketersediaan O2 di dalam botol selai yang tertutup rapat
mempengaruhi laju respirasi dari kecambah pada tiap perlakuan, yang dapat
dilihat dari kadar CO2 yang dihasilkan. Suhu dalam oven yang panas
dengan ketersediaan O2 mengganggu proses respirasi kecambah sehingga
CO2 yang dihasilkan lebih sedikit dari yang berada pada suhu ruang.
Kadar CO2 yang dihasilkan pada kecambah yang diberi perlakuan
dengan dimasukkan kedalam oven 40oC selama 24 jam lebih sedikit dibanding
kecambah pada suhu ruang, disebabkan pada peningkatan suhu mencapai 40oC
atau lebih, laju repirasi berlahan menurun, karena enzim yang diperlukan mulai
mengalami denaturasi, sehingga memperlambat metabolic yang terjadi. Bila suhu
meningkat sampai 30 oC atau 35oC, laju respirasi akan
meningkat tapi lebih lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang tinggi
inilah laju penetrasi O2 ke dalam sel lewat kutikula atau periderma
mulai menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung dengan cepat. ( Salisbury,1995
) .
KESIMPULAN
Bahwa
tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari,
kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata,
laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di
atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik
secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim. Suhu merupakan faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kadar O2 juga mempengaruhi laju
respirasi. Banyaknya HCL yang
digunakan untuk titrasi menunjukkan banyaknya kadar CO2 pada sampel.
NaOH yang dipakai berperan dalam
mengikat CO2 yang dilepaskan oleh kecambah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Fungsi Penambahan PP. ( online ).
diakses tanggal 25 mei
2013.
Achmad. 2010. Penetapan
Kuosien Respirasi Jaringan Tumbuhan.
( online )
http://arcturusarancione.wordpress.com/2010/06/28/penetapan-kuosien-respirasi-jaringan-tumbuhan/.
diakses tanggal 25 mei 2013.
Atkin. 2006. Respiration as a percentage
of daily photosynthesis in whole plants is homeostatic at moderate, but not
high, growth temperatures. Journal compilation 368.
Lovelles. 1997. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta: PT Gramedia.
Nio Song Ai. 2012. Evolusi Fotosintesis
Pada Tumbuhan. Jurnal
Ilmiah Sains ( Vol 12 ) No. 1. nio_ai@yahoo.com.
Pantastico.
1986. Fisiologi Pasca Panen dan
Pemanfaatan Buah - buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Putra. 2010. Penetapan
Kuosien Jaringan Tumbuhan.
Reeves. 1994. ELEVATED ATMOSPHERIC CARBON DIOXIDE EFFECTS ON SORGHUM AND SOYBEAN
NUTRIENT STATUS.). JOURNAL
OF PLANT NUTRITION, 17(11), 1939-1954 (1994).
Salisbury. 1995. Fisiologi
Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Tjitrosomo. 1987. Botani Umum 2.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Umbara. 2008. Pengembangan
Teknik Modified Atmosphere Packaging untuk Sayuran Campuran Terolah Minimal. ( online ).
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:VXsSje3QQaQJ:repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13949/DANU%2520UMBARA%2520S_F2008.pdf?sequence%3D2+kuosien+respirasi+tumbuhan+kecambah+pdf&hl=id&gl=id. diakses tanggal 25 mei 2013.
Wills.
1981. Postharvest. An Introduction to the Physiology and Handling of Fruits
and vegetables. New South Wales University Press Limited. Kensington,
N.S.W. Australia.
LAMPIRAN
Jumlah kadar CO2 =
Oven 1 :
=
= 110
Oven 2 :
=
= 260
Oven 3 :
=
= 124
Ruang 1 :
=
= 90
Ruang 2 :
= = 60
Ruang 3 :
= = 180
Tidak ada komentar:
Posting Komentar